Friday, January 30, 2009

Aren Sangat Potensial
Menghasilkan Biofuel
Tanaman aren (Arenga Pinnata) sangat potensial menghasilkan biofuel (bahan bakar nabati) dan perlu dikembangkan sebagai perkebunan besar seperti halnya kelapa sawit atau jarak pagar. "Kelebihan tanaman aren ini bisa dipanen setiap hari sepanjang tahun, menghasilkan lebih banyak dan cepat bahan bakar dibanding tanaman lain," kata Kepala Bagian Jasa Iptek Puslit Kimia LIPI Dr Hery Haeruddin di Jakarta, Senin. Pohon aren, ujarnya, tidak seperti tanaman lain penghasil bioethanol (bahan bakar pengganti bensin) yaitu singkong yang memiliki masa panen enam bulan atau tebu tiga bulan untuk sekali panen saja serta keterbatasan lainnya. Aren, lanjut dia, bisa dipanen terus-menerus di mana setiap satu pohon aren bisa menghasilkan nira 1-20 liter per hari yang 10 persennya bisa diproses menjadi ethanol. "Setiap hektar bisa ditanami 75-100 pohon sehingga setiap hektar bisa menghasilkan 1.000 liter nira per hari atau sekitar 100 liter ethanol per hari. Bandingkan dengan sawit yang satu hektarnya hanya menghasilkan maksimal enam ton biodiesel per tahun," katanya. Pada masa lalu penanaman aren, tanaman asli Indonesia ini, sangat sulit dan hanya bisa dilakukan oleh musang, tetapi kini Puslit Biologi LIPI telah mampu membudidayakannya dan menyediakan bibitnya, ujarnya. Dari mulai bibit hingga menjadi tanaman aren yang menghasilkan, ia akui, memerlukan 6-8 tahun, namun demikian angka itu tidak terlalu lama jika dibandingkan dengan tanaman lain seperti kelapa sawit yang memerlukan waktu 5-6 tahun untuk menghasilkan minyak sawit. Menurut dia, getah nira yang menetes dari bunganya, lebih mudah dijadikan bioethanol dibanding dijadikan gula aren. Getahnya cukup difermentasi (diberi ragi/mikroba) lalu setelah menjadi alkohol dipisahkan dari airnya. Tanaman aren selain bisa diproses menjadi subtitusi bensin juga baik dalam hal menyimpan air tanah serta mencegah bencana banjir dan longsor. Saat ini aren banyak ditanam antara lain di Rangkas Bitung, Cianjur Selatan, Ciamis, hingga di Sulawesi Utara. sumber : http://www.republika.co.id/

Pemurnian Minyak Atsiri
Tingkatkan Nilai Ekonomis

LEMBAGA Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil mengembangkan pemurnian minyak atsiri hingga menjadi kristal murni.Tujuannya untuk bisa meningkatkan harga jual minyak atsiri Indonesia. Minyak atsiri dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), esensial, atau aromatik merupakan minyak nabati yang menjadi bahan dasar kosmetik atau parfum, obatobatan, dan bahan pangan seperti mentol. Indonesia kaya akan sumber daya alam penghasil minyak atsiri, di antaranya minyak cengkih, nilam, akar wangi, kenanga, serai wangi,kayu manis,lada,jahe,kayu putih, cendana, pala, dan gaharu. Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi. Kepala Divisi Teknologi Proses dan Katalis Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Silvester Tursiloadi memaparkan, spesies tumbuhan penghasil minyak atsiri di Indonesia tercatat sebanyak 40 spesies dari 200 jenis spesies tanaman penghasil minyak atsiri di dunia. Jumlah spesies di Indonesia diyakini merupakan jumlah tertinggi di dunia. ’’Baru sekitar 12 spesies yang tergali dan ada di pasaran dunia,” tuturnya kepada SINDO. Saat ini, Indonesia baru bisa menjual minyak atsiri dalam bentuk minyak mentah.Hal itu karena keterbatasan pengetahuan dan teknologi yang digunakan para petani. Biasanya, mereka mengekspor minyak atsiri mentah tersebut kepada pengusaha penampung di Singapura. Padahal, ujar Silvester,melihat potensi pasarnya di Eropa,dengan keanekaragaman bahan baku Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam bisnis minyak atsiri. ’’Selama ini, atsiri yang dihasilkan Indonesia dijual ke Singapura. Kami tidak tahu pengguna sesungguhnya atau end user-nya siapa, itulah yang ingin kami sasar.Hal itu agar petani bisa mendapatkan hasil yang lebih layak, sedangkan kita (Indonesia) sangat potensial di hulunya,”paparnya. Pusat Penelitian Kimia LIPI pun sudah mencoba melakukan penelitian untuk memurnikan minyak atsiri yang berkualitas.Menurut Silvester, teknik pemurnian yang telah dikembangkan LIPI sejak 1997 sudah selesai tahap purifikasi hampir mencapai 100%, misalnya mengembangkan beberapa produk isolat dari minyak atsiri, seperti pemurnian minyak nilam dengan ekstraksi fluida karbondioksida (CO2) superkritis menghasilkan fraksi berat dengan yield patchoulli alcohol total mencapai 88,92%. Selain itu, pemurnian minyak akar wangi menghasilkan total vetiverol kasar 51,82%.Pemurnian sitronelal dari minyak serai wangi sebesar 96,1% menggunakan distilasi fraksionasi. Pemurnian eugenol dari minyak cengkih sebesar 99% menggunakan distilasi fraksionasi, sedangkan pemurnian patchouli alcohol dari minyak nilam sebesar 92% menggunakan distilasi yang sama. Bahkan, pengembangan menjadi kristal pun sudah mampu dilakukan. Untuk tahap pemurnian ini, teknik pengembangan yang dilakukan LIPI sudah hampir mencapai tahap final atau siap dikembangkan oleh sektor swasta. Namun, kini LIPI telah beralih pada pengembangan penelitian untuk turunan dari minyak atsiri. ’’Kalau biasanya yang dijual di Singapura patchouli alcohol-nya hanya sekitar 29–30%, sedangkan kita sudah mampu 80%.Memang kenyataannya, berapa pun kadar kemurniannya, Singapura akan tetap membeli dengan harga yang sama. Untuk itu, kita harus bisa menjualnya langsung ke end usernya agar mendapatkan harga yang layak,”ungkapnya. Bahkan, saat ini pun mulai dikembangkan katalis pengolah minyak atsiri dengan teknologi nanokatalis.Kelebihannya,bentuk nano mempunyai luas permukaan yang besar dan sangat efektif karena efek dari pengolahan fisik katalis itu sangat memengaruhi reaksi kimia minyak atsiri. ’’Di sini, saya akan membuat eugenol dengan menggunakan proses katalistik. Saat ini dengan katalis aerogel diharapkan serat gel, ukuran kristalnya skala nano, dan mempunyai sifat keasaman yang tinggi melebihi asam sulfat yang murni,sampai minus 14–16 derajat. Jadi, tidak bisa terukur dengan PH meter dan dalam bentuk padat. Itu yang akan kami lakukan pada penelitian 2008,”paparnya. Tentu pengembangan-pengembangan ini memang bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama bisnis minyak atsiri. Tidak sebatas dimanfaatkan sebagai kosmetik,juga pengembangan m e n - jadi bahan dasar farmasi seperti kandungan eugenol dalam cengkih yang bermanfaat sebagai antioksidan dan antiseptik.Sementara itu kandungan serai, turunannya bisa menjadi mentol murni yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan. ’’Potensi ini bisa membuat minyak atsiri Indonesia menjadi nomor satu. minyak mentahnya pun sudah nomor satu. Harga minyak mentah nilamantara Rp900.000 per liter. Namun, kalau turun, hanya Rp100.000 bahkan Rp90.000 per liter. Sementara itu.minyak murni dalam bentuk kristal dijual per gram, pasarnya bukan Singapura, tapi ke end user. Hingga saat ini,belum ada survei serius untuk melakukan ini. Departemen Perdagangan pun masih minyak mentah yang dipasarkan,”paparnya. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan 2004,minyak atsiri yang diproduksi oleh petani diekspor dengan pangsa pasar nilam 64%, kenanga 67%, akar wangi 26%, serai wangi 12%, pala 72%,cengkih 63%, jahe 0,4%, dan lada 0,9% dari ekspor dunia (Ditjenbun 2004; FAO 2004).Ekspor minyak atsiri Indonesia pada 2005 sebesar USD103.690.000, sedangkan impor minyak atsiri USD197.422.000 (International Trade Centre, 2007). Sayangnya, harga impor minyak atsiri kebanyakan berupa turunan atau isolat dari minyak atsiri tersebut sangat tinggi dibandingkan dengan bahan dasarnya. ’’Contohnya, ester sitronelal, mentol, eugenol, vanilin, dan lainnya. Sementara itu,ekspor minyak atsiri berupa minyak atsiri mentah (crude) yang belum diproses lebih lanjut lagi sehingga menyebabkan tingginya nilai impor dibandingkan dengan ekspor,”ujarnya. Silvester menambahkan, potensi nilam sangat besar di Aceh dan Bengkulu, cengkih di Pulau Jawa dan Sumatera,sedangkan pala di Manado.Perkembangan teknik ekstraksi minyak atsiri guna peningkatan mutu dapat dilakukan dengan penyulingan hampa udara terfraksi (vacuum fraction distillation), penyulingan ulang (redistillation) sistem kohobasi, dan flokulasi. Sementara itu, alternatif metode pemisahan dan pemurnian minyak atsiri dapat dilakukan dengan penarikan air, penyaringan, sentrifuse, redistilasi, flokulasi, adsorpsi, kromatografi kolom, membran filtrasi, ekstraksi fluida CO2 superkritis, distilasi fraksionasi, dan distilasi molekuler. (abdul malik) Sumber : www.seputar-indonesia.com 10-12-2007 03:07:29


Biodiesel Alga Hijau Biru

Depok, Kompas - Biodiesel yang terbuat dari alga hijau biru atau Cyanophyta menjadi salah satu hasil penelitian mahasiswa yang masuk ke dalam Lomba Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Rabu (24/10). Selain menjadi salah satu solusi energi alternatif terbarukan, produksi alga hijau biru berfungsi meningkatkan penyerapan karbon dari jenis tumbuhan sel tunggal ini. "Biodiesel alga ramah lingkungan, produktivitas alganya memiliki masa pertumbuhan yang cepat selama 6-10 hari dan relatif mudah untuk dibudidayakan," kata Yusnaeni, mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar, dalam presentasinya di Hotel Bumi Wiyata, Depok. Yusnaeni didampingi dua anggota lainnya, yaitu Andi Satriani dan Lisa Widyawati, dari fakultas dan universitas yang sama. Mereka adalah satu di antara 15 finalis PPRI LIPI yang diadakan keenam kalinya untuk tiga bidang, yaitu bidang teknik, ilmu pengetahuan alam, serta ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan. Penelitian lainnya tidak kalah menarik. Misalnya, penelitian mahasiswa Institut Pertanian Bogor (Siti Nurbaity, Hani Hasanah, dan Bayhaqqi) tentang pembuatan kemasan plastik film berbahan dasar protein ikan larut air pada proses pencucian surimi. Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang (Anita Kusuma Finalissari dan Muhammad Nur Cholis) mengajukan penelitian potensi isolat probiotik indigenus pada bekatul padi. Mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang (Aldila Din Pangawikan) memaparkan penelitian ekstrak katekin gambir sebagai bahan pengawet alami untuk tahu. Mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (Syarifudin Fuad) menyajikan penelitian desain pengontrol kestabilan larutan pada industri dengan memanfaatkan deviasi laser pada prisma. Dua penelitian tentang ilmu pengetahuan alam serta ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan—setiap satu bidang terdapat lima penelitian—disajikan pula tidak kalah menarik. Tim juri lomba akan mengumumkan para pemenang pada Kamis ini di Gedung Widya Graha LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Kemarin, finalis Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) XV yang berjumlah 25 orang dari delapan provinsi mempresentasikan hasil karyanya. LKIG meliputi lima bidang, yaitu guru SD bidang umum, guru SMP bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan (IPSK), serta matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA), dan guru SMA bidang IPSK dan MIPA. (NAW)

Monday, January 26, 2009


Fisika atomik, molekul, dan optik adalah bidang ilmu yang mempelajari interaksi zat-zat dan cahaya-zat dalam skala atom tunggal atau struktur berisi beberapa atom. Ketiga bidang ini dikelompokkan menjadi satu karena hubungan mereka, metode yang mirip, dan kesamaan skala energi yang bersangkutan. Fisikawan kadangkala menyingkat bidang ini sebagai fisika AMO.
Fisika atom dibedakan dari fisika nuklir, meskipun masyarakat memandangnya sama. Fisika atom tidak berhubungan dengan proses intra-nuklir dipelajari dalam fisika nuklir, meskipun sifat dari nukleus merupakan hal yang penting dalam fisika nuklir (misal, hyperfine structure).
Fisika molekuler memfokuskan dalam struktur multi-atom dan interaksi internal dan eksternal mereka dengan benda dan cahaya.
Fisika optikal dibedakan dari optik karena dia condong untuk memfokuskan tidak pada pengontrolan medan cahaya klasik dengan objek makroskopik, tetapi dalam sifat dasar dari medan optik dan interaksi mereka dengan benda dalam alam mikroskopik.
Ketiga bidan tersebut termasuk fisika klasik dan kuantum.

Dalam fisika, fisi nuklir adalah sebuah proses di mana terjadi pembelahan inti atom akibat tubrukan oleh atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom-atom baru yang bermassa lebih kecil.

[sunting] Reaksi-reaksi fisi yang dikenal baik
Produk dari reaksi fisi uranium, bervariasi, menghasilkan atom-atom yang bermassa lebih kecil, seperti: Ba , Kr , Zr , Te , Sr , Cs , I , La dan Xe ,dengan massa atom sekitar 95 dan 135. Sedangkan, produk dari reaksi fisi plutonium, mempunyai massa atom sekitar 100 dan 135.
Rata-rata reaksi fisi pada Uranium-235 (U-235) dan Plutonium-239 (Pu-239) yang disebabkan oleh neutron. neutron + U-235 -> (atom-atom yang lebih kecil) + 2.52 neutron + 180 MeV
neutron + Pu-239 -> (atom-atom yang lebih kecil) + 2.95 neutron + 200 MeV

Beberapa contoh:

n + U-235 -> Ba-144 + Kr-90 + 2n + 179.6 MeV
n + U-235 -> Ba-141 + Kr-92 + 3n + 173.3 MeV
n + U-235 -> Zr-94 + Te-139 + 3n + 172.9 MeV
n + U-235 -> Zr-94 + La-139 + 3n + 199.3 MeV
Isotop massa (u)
____________________
U-235: 235.0439299
n : 1.008665
Ba-144: 143.922953
Ba-141: 140.914411
Kr-90: 89.919517
Kr-92: 91.926156
Zr-94: 93.9063152
Te-139: 138.93473
La-139: 138.9063533
____________________

E = mc2 dalam ilmu fisika adalah sebuah rumus yang dikenal baik dan penting, yang menjelaskan persamaan nilai antara energi (E) and massa (m), yang disetarakan secara langsung melalui konstanta kuadrat laju cahaya dalam vakum ( c 2 )
yang mana:
E = energi (J)
m = massa (kg)
c = kecepatan cahaya (m.s-1)
Faktor c 2 bernilai 89.88 PJ/kg = 21.48 Mt TNT per kg = 149.3 pJ/u = 931.5 MeV/u.
Jika energi yang dimaksud dalam persamaan di atas adalah energi diam, maka massa yang terkait adalah juga massa diam atau massa invarian.
Daftar isi[sembunyikan]
Sejarah dan konsekuensinya
Albert Einstein menurunkan formula ini didasarkan atas pengamatannya pada tahun 1905 atas kelakuan obyek yang bergerak dengan laju mendekati laju cahaya. Kesimpulan terkenal yang ditariknya dari pengamatan ini adalah bahwa massa sebuah benda sebenarnya adalah sebuah ukuran dari kandungan energi benda tersebut. Sebaliknya, persamaan yang dimaksud mengisyaratkan bahwa semua energi yang ada dalam sistem tertutup mempengaruhi massa diam dari sistem.

Menurut persamaan ini, jumlah maksimum energi yang "dapat diperoleh" dari suatu obyek untuk melakukan kerja aktif adalah massa obyek dikalikan kuadrat dari laju cahaya.
Rumus ini juga digunakan untuk mengukur besarnya energi yang dihasilkan dalam reaksi nuklir. Perubahan massa isotop sebelum dan sesudah reaksi nuklir diperhitungkan. Dimana jumlah massa yang hilang sesudah reaksi nuklir (Δm) dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya, hasilnya sama dengan energi yang dilepaskan dalam reaksi nuklir tersebut.

MADAME CURIE

Maria Skłodowska-Curie (7 November 18674 Juli 1934) adalah perintis dalam bidang radiologi dan pemenang Hadiah Nobel dua kali, yakni Fisika pada 1903 dan Kimia pada 1911. Ia mendirikan Curie Institute. Bersama dengan suaminya, Pierre Curie, ia menemukan unsur radium.
Curie adalah salah satu dari sedikit orang yang memenangi dua Hadiah Nobel dalam dua bidang, adalah salah satu peneliti terpenting dalam bidang
radiasi dan efeknya sebagai perintis radiologi. Catatan miliknya bersifat radioaktif, sampai baru-baru ini seorang cucu perempuannya mendekontaminasinya.
Marie Curie dibesarkan di Polandia dalam keluarga guru. Karena krisis di
Polandia, ia jatuh miskin dan harus hidup hemat. Yang lebih menyedihkan lagi, ia harus sembunyi-sembunyi untuk belajar ilmunya. Pada tahun 1891 Marie melanjutkan studinya tentang Fisika dan Matematika di Universitas Sorbonne. Baru setelah dia pergi ke Paris untuk sekolah di Universitas Sorbonne maka dia dapat lebih leluasa untuk melakukan riset sampai akhirnya dari bekalnya itu dia mampu mengisolasi radium dari laboratorium tuanya yang sederhana; dari sinilah awal kepopulerannya.
Dedikasinya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan sangatlah tinggi. Sampai saat ini, belum ada lagi seorang perempuan dengan talenta dan dedikasi yang demikian besar terhadap ilmu pengetahuan. Marie Curie terus bekerja dan menyelediki nuklir dan radioaktif hanya di dalam laboratorium sederhana tanpa mau memikirkan diri sendiri. Bahkan ia tidak mau mendaftarkan penemuannya ke paten karena terlalu berpegang teguh pada prinsip, "ilmu pengetahuan adalah untuk umat manusia".
JUST TRYING TO KILL THE PAIN

Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi [1]. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan
energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen
subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.
Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan dari yang memiliki energi paling rendah adalah
padat, cair, gas, dan plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa yang berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat memiliki struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah lain yang mencoba merubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur, dan akan mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai partikel bebas. Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas; pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume dan bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap, sedangkan gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap.

Air yang dipanaskan akan berubah fase menjadi uap air.
Air (H2O) berbentuk cairan dalam suhu kamar karena molekul-molekulnya terikat oleh gaya antarmolekul yang disebut ikatan Hidrogen. Di sisi lain, hidrogen sulfida (H2S) berbentuk gas pada suhu kamar dan tekanan standar, karena molekul-molekulnya terikat dengan interaksi dwikutub (dipole) yang lebih lemah. Ikatan hidrogen pada air memiliki cukup energi untuk mempertahankan molekul air untuk tidak terpisah satu sama lain, tapi tidak untuk mengalir, yang menjadikannya berwujud cairan dalam suhu antara 0 °C sampai 100 °C pada permukaan laut. Menurunkan suhu atau energi lebih lanjut mengizinkan organisasi bentuk yang lebih erat, menghasilkan suatu zat padat, dan melepaskan energi. Peningkatan energi akan mencairkan es walaupun suhu tidak akan berubah sampai semua es cair. Peningkatan suhu air pada gilirannya akan menyebabkannya mendidih (lihat panas penguapan) sewaktu terdapat cukup energi untuk mengatasi gaya tarik antarmolekul dan selanjutnya memungkinkan molekul untuk bergerak menjauhi satu sama lain.
Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah sering disebut "kimia umum" dan ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan untuk memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam karya mereka, karena terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas kimia yang sangat bervariasi.
Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar pada
alkimia yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seantero dunia.

Fisika plasma adalah salah satu bidang dari fisika yang mempelajari gas terionisasi yang dikenal sebagai plasma. Dalam fisika dan kimia, plasma (juga disebut gas terionisasi) adalah keadaan benda fase-gas berenergi, yang sering ditunjuk sebagai "keadaan benda keempat", yang beberapa atau semua elektron di orbit atom terluar telah terpisah dari atom atau molekul. Hasilnya adalah sebuah koleksi ion dan elektron yang tidak lagi terikat satu sama lain. Karena partikel-partikel ini terionisasi (bermuatan), gas ini bertingkah laku lain dari gas biasa, contohnya, kehadiran medan elektromagnetik. Keadaan benda ini pertama kali diidentifikasi oleh Sir William Crookes pada 1879, dan dipanggil "plasma" oleh Irving Langmuir pada 1928.
Keterangan Gambar: Bola lampu plasma. Dibuat oleh: Luc Viatour


DON'T YOU KNOW KID!

...bahwa Napalm-B, yang dipakai saat Perang Vietnam, disintesiskan dengan hanya menggunakan tiga bahan: polistirena, gasolin, dan benzena?
...bahwa Carl Sagan, ilmuwan terkenal, menghisap ganja?
... bahwa daun pepaya dan pepaya mentah mengandung enzim bernama papain yang menghancurkan protein dalam daging dan membuatnya lunak?
... bahwa cokelat dapat membunuh anjing? Theobromin, zat yang merangsang otot-otot jantung dan sistem saraf pusat, menyebabkan cokelat beracun. Susu cokelat sebanyak 0,06 liter dapat meracuni anak anjing seberat 4,54 kg

"... bahwa ilmuwan Arab Jabir ibnu Hayyan dijuluki "Bapak Kimia"?"
"... bahwa pada zaman pertengahan ahli alkimia percaya bahwa logam-logam seperti timbal dan besi dapat diubah menjadi emas?"
"... bahwa grafit dan intan terdiri dari atom yang sama, yaitu karbon? Total karbon memiliki belasan alotrop."
"... bahwa hidrogen adalah unsur paling berlimpah di alam semesta, diikuti helium, oksigen, karbon dan neon?"