Monday, January 26, 2009


Fisika atomik, molekul, dan optik adalah bidang ilmu yang mempelajari interaksi zat-zat dan cahaya-zat dalam skala atom tunggal atau struktur berisi beberapa atom. Ketiga bidang ini dikelompokkan menjadi satu karena hubungan mereka, metode yang mirip, dan kesamaan skala energi yang bersangkutan. Fisikawan kadangkala menyingkat bidang ini sebagai fisika AMO.
Fisika atom dibedakan dari fisika nuklir, meskipun masyarakat memandangnya sama. Fisika atom tidak berhubungan dengan proses intra-nuklir dipelajari dalam fisika nuklir, meskipun sifat dari nukleus merupakan hal yang penting dalam fisika nuklir (misal, hyperfine structure).
Fisika molekuler memfokuskan dalam struktur multi-atom dan interaksi internal dan eksternal mereka dengan benda dan cahaya.
Fisika optikal dibedakan dari optik karena dia condong untuk memfokuskan tidak pada pengontrolan medan cahaya klasik dengan objek makroskopik, tetapi dalam sifat dasar dari medan optik dan interaksi mereka dengan benda dalam alam mikroskopik.
Ketiga bidan tersebut termasuk fisika klasik dan kuantum.

Dalam fisika, fisi nuklir adalah sebuah proses di mana terjadi pembelahan inti atom akibat tubrukan oleh atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom-atom baru yang bermassa lebih kecil.

[sunting] Reaksi-reaksi fisi yang dikenal baik
Produk dari reaksi fisi uranium, bervariasi, menghasilkan atom-atom yang bermassa lebih kecil, seperti: Ba , Kr , Zr , Te , Sr , Cs , I , La dan Xe ,dengan massa atom sekitar 95 dan 135. Sedangkan, produk dari reaksi fisi plutonium, mempunyai massa atom sekitar 100 dan 135.
Rata-rata reaksi fisi pada Uranium-235 (U-235) dan Plutonium-239 (Pu-239) yang disebabkan oleh neutron. neutron + U-235 -> (atom-atom yang lebih kecil) + 2.52 neutron + 180 MeV
neutron + Pu-239 -> (atom-atom yang lebih kecil) + 2.95 neutron + 200 MeV

Beberapa contoh:

n + U-235 -> Ba-144 + Kr-90 + 2n + 179.6 MeV
n + U-235 -> Ba-141 + Kr-92 + 3n + 173.3 MeV
n + U-235 -> Zr-94 + Te-139 + 3n + 172.9 MeV
n + U-235 -> Zr-94 + La-139 + 3n + 199.3 MeV
Isotop massa (u)
____________________
U-235: 235.0439299
n : 1.008665
Ba-144: 143.922953
Ba-141: 140.914411
Kr-90: 89.919517
Kr-92: 91.926156
Zr-94: 93.9063152
Te-139: 138.93473
La-139: 138.9063533
____________________

E = mc2 dalam ilmu fisika adalah sebuah rumus yang dikenal baik dan penting, yang menjelaskan persamaan nilai antara energi (E) and massa (m), yang disetarakan secara langsung melalui konstanta kuadrat laju cahaya dalam vakum ( c 2 )
yang mana:
E = energi (J)
m = massa (kg)
c = kecepatan cahaya (m.s-1)
Faktor c 2 bernilai 89.88 PJ/kg = 21.48 Mt TNT per kg = 149.3 pJ/u = 931.5 MeV/u.
Jika energi yang dimaksud dalam persamaan di atas adalah energi diam, maka massa yang terkait adalah juga massa diam atau massa invarian.
Daftar isi[sembunyikan]
Sejarah dan konsekuensinya
Albert Einstein menurunkan formula ini didasarkan atas pengamatannya pada tahun 1905 atas kelakuan obyek yang bergerak dengan laju mendekati laju cahaya. Kesimpulan terkenal yang ditariknya dari pengamatan ini adalah bahwa massa sebuah benda sebenarnya adalah sebuah ukuran dari kandungan energi benda tersebut. Sebaliknya, persamaan yang dimaksud mengisyaratkan bahwa semua energi yang ada dalam sistem tertutup mempengaruhi massa diam dari sistem.

Menurut persamaan ini, jumlah maksimum energi yang "dapat diperoleh" dari suatu obyek untuk melakukan kerja aktif adalah massa obyek dikalikan kuadrat dari laju cahaya.
Rumus ini juga digunakan untuk mengukur besarnya energi yang dihasilkan dalam reaksi nuklir. Perubahan massa isotop sebelum dan sesudah reaksi nuklir diperhitungkan. Dimana jumlah massa yang hilang sesudah reaksi nuklir (Δm) dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya, hasilnya sama dengan energi yang dilepaskan dalam reaksi nuklir tersebut.

No comments: